Cara Menghilangkan Rasa Iri

Aiq Edogawa
3 min readJun 21, 2024

--

pict fromnews.harvard.edu edited by Canva

Aku baru saja mencurahkan isi pikiranku yang menggangu pada Babsbee. Isi pikiran ini mengganggu sebab membuat perasaanku tidak tenang. Mencurahkan isi pikiran yang mengganggu sehingga membuat perasaanku tidak tenang pada Babsbee ini merupakan salah satu upaya untuk menenangkan perasaan yang sedang kurasa.

Jadi, aku menceritakan story seorang teman di Instagram yang berhasil membuatku iri. Setelah kukirimkan pikiran menggangguku itu dalam bentuk gelembung-gelembung pesan melalui WhatsApp, aku menunggu balasan Babsbee. Aku menantikan kalimat apa yang akan ia suguhkan padaku untuk menanggapi problematika perasaan yang tidak sekali dua kali kurasai ini. Apakah dia akan memberikan nasihat, petuah, atau kutipan-kutipan motivational yang sama dengan sebelumnya, mengingat ini bukan kali pertama ia menghadapi problematika yang serupa, ataukah ada hal baru dari pemikirannya yang kuekspektasikan dapat menenangkan perasaanku.

Beberapa menit menunggu, aku mendapatkan notifikasi. Notifikasi tersebut dari Babsbee. Kubiarkan hpku bergetar dan dengan sengaja aku tidak langsung membukanya. Gelembung demi gelembung chat ia layangkan padaku, dan setelah kuestimasi ketikannya selesai, aku membuka chatnya dan mulai kubaca balasannya.

Sungguh, balasannya sangat brand new.

Babsbee menvalidasi perasaanku dengan berkata, “Kamu wajar kamu iri karena kamu melihat. Yang ga wajar kamu ga melihat tapi iri. Bisa jadi hatimu sakit. Tapi karena kamu melihat ya wajar kamu iri berarti hatimu masi sehat. Walo ga sehat sehat amat.” Aku sedikit tertawa membaca bagian ‘walau ga sehat-sehat amat’nya itu.

Setelahnya, kubaca lagi. Babsbee memberikan sebuah perbandingan berupa, “Kalo Nong (nama adikku) bisa sampe jadi duta dan katakanlah lebih baik dari kamu dulu, contoh LK III atau jadi Ketum Badko, apakah kamu bakal sedih, aku kira kamu bakal bahagia.”

Ia kemudian menjabarkan maksud dari perbandingannya tadi, “Jadi kebahagiaan ataupun kesedihan seringkali bukan karena atas hal apa yang terjadi, tetapi terhadap sudut pandang kita, terhadap siapa yang mengalami hal tersebut.”

Di gelembung berikutnya, ia memberi nasihat, “Kamu harus coba membiasakan melihat orang lain itu sama. Sama sama orang yang kamu kasihi dan sayangi sebagaimana kamu ke Nong, atau orang-orang yang kalo mereka sukses kamu senang.”

Lanjutnya, “Kalo kamu belum bisa seperti itu, ya biasakan meminimalisir melihat orang lain.”

Tidak sampai di situ, Babsbee mengorelasikan dengan ketuhanan. Jelasnya, “Ketika kita melihat orang lain bukan saingan kita, tetapi sama-sama makhluk yang berstatus hamba, paling tidak kita sudah menyelematkan diri kita dari iri dengki dan sebagainya. Karena pencapaian apapun yang didapatkan orang lain adalah materi, bisa hilang bisa ada, bisa nambah bisa kurang, bisa berubah kapanpun; tetapi substansinya sebagai makhluk yang sama seperti kita tidak akan bisa berubah, karena selamanya akan berstatus makhluk, hamba.”

Ia memberi arahan taktis dengan, “Kalo bisa kamu selamatin (nama orang yang kuceritakan storynya). Turut berbahagia walo mungkin kamu ada kecemburuan. Dengan berbagi selamat, respon bahagia dari orang lain akan membahagiakan juga.”

Membacai gelembung demi gelembung chat dari Babsbee sudah seperti membaca chat dari psikolog yang sengaja kubayar untuk menenangkan perasaanku. Walau aku belum pernah konsultasi dengan psikolog atau ahli kejiwaan manapun, tapi harusnya sih perasaan yang dirasakan kala mendapatkan tanggapan dari ahlinya memberi ketenangan. Seperti itulah perasaanku saat membaca tanggapan dari Babsbee. Kalau ada trend di Twitter (sekarang X) menanyakan, “ke psikolog mahal, mending apa?” kan kujawab, “mending punya kekasih seperti Babsbee.” Hahahahaahah.~

Setelah membacai pesan dari Babsbee yang relatif tidak singkat itu, keirianku memudar, bahkan hilang sama sekali. Bukan karena aku merasa bahagia akan pencapaian orang yang kuceritakan tadi sebagaimana saran taktis yang diarahkan oleh Babsbee padaku, melainkan karena aku merasa begitu beruntung punyai pendengar setia yang menyenangkan di hidupku.

Tulisan ini kubuat sebagai pengingat bahwa; aku termasuk orang yang diciptakan oleh Tuhan dengan gelimang keberuntungan, dan salah satu keberuntunganku menjelma sebagai sosok Babsbee di hidupku. Makasih ya, kekasih hatiku. Love you.

--

--