Hatiku Tidak Patah

Aiq Edogawa
2 min readJul 10, 2023

--

Aku mungkin sudah memutuskan bahwa aku menyerah, menemani, atau mungkin menyembuhkan pribadi yang selama ini kucintai. Seharusnya, aku tidak mencintai kepribadiannya, tapi aku juga tak tahu, jika bukan kepribadiannya, apa yang harus aku cintai?
Aku mendadak bingung mengenai cinta. Sejauh aku hidup di dunia, dengan seluruh lika liku bahagia maupun sengsara yang kuderita, hingga sampai di titik aku harus mengucapkan selamat tinggal, nyatanya aku tak begitu memahami apa itu cinta.
Atau ini hanya sebuah glorifikasi kesedihan karena tiap-tiap proses yang kujalani serasa hancur lebur hanya karena ketiadaan 'kepribadian' yang kucintai sedari awal? Rasanya aku sudah tak lagi bisa menangis, meraung, menyalahkan keadaan, hingga menderu memukul dadaku sebagaimana pengalaman terakhir yang kulakukan kala putus cinta. Aku tidak merasa hatiku patah, aku juga tidak merasa cintaku putus, aku hanya kehilangan sosok, yang menurutku tak lantas membuat perasaan cintaku berhenti berproduksi.
Lalu, apa yang kurasakan kali ini?
Perasaan biasa saja yang membuatku tak lagi bisa berkata-kata, tapi nyatanya hingga berparagraf banyaknya, bisa kuuraikan pikiranku pada barisan kata-kata yang sedang kuketik dan kau baca ini.
Aku hanya kebingungan.
Hanya dalam periode detik, aku bisa dengan mudah kehilangan. Ketiadaan sesuatu yang abadi itu benar, tak ada yang benar-benar abadi. Lantas aku hanya mengupayakan diriku untuk terus tegak di tengah huru-hara hatiku yang hilang keseimbangan. Sekali lagi aku kebingungan. Limbung, sebab memisahkan diri atau terpisahkan darinya tak pernah masuk dalam rencana yang kasusun dalam hidup. Aku hanya ingin menikmati hidup, hidup, hidup, dan hidup, bersamanya. Sesederhana itu.
Aku hanya sedih, mungkin. Tapi rasaku biasa saja. Apakah ini yang dielu-elukan oleh mereka yang telah sakit berkali-kali? Inikah sebenar-benarnya pengalaman dari 'mati rasa’? Aku tak tahu pasti apakah dapat kukonfirmasi nama sekaligus definisi dari pengalamanan yang kurasai ini, aku hanya berharap, aku dapat hidup sebagai mana seharusnya aku hidup. Ya, bersamanya.

--

--